Just In Time adalah suatu keseluruhan filosofi operasi
manajemen dimana segenap sumber daya, termasuk bahan baku dan suku cadang,
personalia, dan fasilitas dipakai sebatas dibutuhkan. Semua bahan baku dan
komponen sebaiknya tiba tepat waktu di lokasi kerja pada saat dibutuhkan.
Produk sebaiknya diselesaikan dan tersedia tepat waktu bagi pelanggan disaat
pelanggan menginginkannya bukan berdasarkan persediaan yang diantisipasi. Hal
ini bertujuan untuk meminimalkan persediaan yang ada sehingga dapat
mengeliminasikan biaya penyimpanan serta sekaligus mengeliminasi perlindungan
atas kesalahan produksi dan ketidakseimbangan yang diberikan oleh persediaan
sehingga dapat mengurangi pemborosan. JIT juga memperhatikan keseluruhan system
produksi sehingga komponen yang bebas dari cacat dapat disediakan untuk tingkat
produksi selanjutnya tepat ketika mereka dibutuhkan, tidak terlambat dan tidak
terlalu cepat.
PT Astra
Honda Motor telah menggunakan JIT untuk operasi perusahaan sejak tahun 1980.
Bayangkan jika perusahaan otomotif besar seperti PT AHM yang memiliki biaya
produksi yang tinggi, daerah pemasaran yang luas, dan konsumen yang banyak
tidak menggunakan Sistem JIT, maka akan terjadi banyak pemborosan. PT AHM dapat
menerapkan Sistem JIT lebih maksimal karena dibantu dengan adanya perkembangan
teknologi informasi disetiap jalur yang akan melakukan proses perencanaan,
produksi, pemasaran, dan pengawasan. Sasaran implementasi JIT yang dilakukan PT
AHM yaitu:
1. PersediaanSasaran utama dalam penerapan Sistem JIT
adalah untuk meminimalisasi persediaan. Dengan adanya persediaan maka akan
dibutuhkannya pengeluaran berupa biaya penyimpanan. PT AHM telah berhasil untuk
meminimalisasi persediaan yang dimiliki. Kelebihan produksi tidak akan terjadi
karena produksi dilakukan berdasarkan permintaan dari pembeli atau pemasok
bukan berdasarkan permintaan yang diantisipasi. Produksi yang dilakukan PT AHM
berdasarkan informasi dari bagian pemasaran yang menggunakan Enterprise
Resource Plannning (ERP) sehingga didapatkan data yang tepat mengenai berapa
banyak produk yang akan diproduksi untuk periode selanjutnya dimana setiap
hasil produksi langsung disalurkan ke pemasok sehingga meminimalisasi bahkan
meniadakan jumlah hasil produksi yang tertahan di gudang persediaan barang jadi
dan tentunya akan mengatasi pemborosan.Apabila terjadi kelebihan produksi maka
tentunya kita akan mengeluarkan biaya penyimpanan dan biaya antisipasi jika
barang tersebut ternyata tidak laku dijual kemudian mengalami kerusakan karena
terlalu lama disimpan di gudang.
Pesanan untuk pembelian suku cadang dilakukan dengan
online sedangkan pemesanan sepeda motor dilakukan melalui faksmili/telepon.
Ketika ada pesanan PT AHM akan memasok bahan baku dari vendor yang dilakukan
tepat waktu,jadi ketika bahan baku sampai maka akan langsung diproses dan
setelah jadi maka akan langsung dikirimkan ke main dealer. Hal ini terbukti
sangat ampuh untuk mengurangi persediaan atau over produksi.
2. Waktu Siklus
PT AHM berhasil memangkas pemrosesan menjadi lebih
efisien karena proses produksi dilakukan dalam satu lot. PT AHM memproduksi 1
unit motor dalam waktu 13 menit. Produksi dilakukan dengan mesin sehingga
tenaga manusia dialihkan untuk mengawasi dan menganalisis jalannya produksi.
Sistem JIT telah memangkas waktu tunggu dan membuat setiap aliran produk
menjadi lebih efisien Waktu menunggu terjadi akibat pengaruh kecepatan produksi
yang ditentukan misalnya oleh kuota produksi suatu mesin.Pada PT AHM produksi
dilaksanakan dengan seefisien mungkin dan waktu menunggu bahkan tidak ada.
Untuk memproduksi satu unit produk hanya membutuhkan waktu 13 menit. Hal ini
bisa terjadi karena kemampuan teknologi yang dipakai PT AHM dalam proses
produksi. Kemudian dapat disalurkan langsung ke main dealer sesuai dengan
pesanan.Maka dengan dukungan teknologi dan sumber daya yang dimiliki maka tidak
akan menimbulkan waktu menunnggu karena semua rangkaian produksi berdasarkan
perhitungan yang tepat. Semakin tinggi kecepatan produksi suatu perusahaan maka
semakin kecil pula waktu menunggu untuk suatu produk mengalami proses
selanjutnya, begitupun sebaliknya.
3. Perbaikan yang berkesinambungan
PT AHM bisa berkembang dengan pesat karena adanya
perbaikan yang berkesinambungan. Kinerja operasional diukur di tiap-tiap bagian
dengan mengaplikasikan Bussines Intelligent, software dari Cognos. Pengambilan
keputusan atas laporan perkembangan yang berasal dari database akan lebih mudah
karena telah terintegrasi dengan sistem yang dimiliki para pengambil keputusan.
Pemantauan terjadinya barang cacat dan sejauh mana tahapan produksi yang telah
dilalui oleh bahan baku akan lebih mudah terpantau karena setiap bahan baku
telah terpasang Bar Code Text. Sistem komputerisasi yang dimiliki PT AHM akan
dapat mendeteksi barang cacat sehingga akan segera dilakukan perbaikan terhadap
penyebab terjadinya barang cacat dan barang cacat tersebut tidak akan melewati
tahapan selanjutnya sehingga tidak ada barang cacat yang akan melewati tahapan
selanjutnya. Adanya produk gagal atau barang cacat adalah salah satu bentuk
pemborosan terbesar yang dilakukan oleh perusahaan manufaktur. Apabila barang
cacat diketahui terlebih dahulu maka kerugian yang lebih besar dapat dihindari
dengan menghentikan produksi dan menemukan penyebabnya serta mencari solusi
yang tepat. Perusahaan akan mengeluarkan biaya yang sangat besar apabila barang
cacat tersebut tidak terdeteksi selama produksi sehingga sampai ke tangan
konsumen dan baru diketahui ketika ada keluhan. Mau tidak mau perusahaan harus
menarik/mengganti produk tersebut sehingga dapat dibayangkan besarnya kerugian
yang akan dialami, belum lagi citra produk kita di mata konsumen akan merosot
dan akan menurunkan permintaan.
4. Penghapusan pemborosan
Penghaspusan pemborosan dapat dilakukan karena PT AHM
telah memenuhi kondisi sebagai berikut:- Produksi tidak menyisakan persediaan-
Waktu tunggu minimum, bahkan hampir tidak ada- Minimalisasi biaya terhadap
barang cacat - Beban kerja yang seimbang dan merata- Tidak ada interupsi karena
kehabisan persediaan dan kualitas buruk, Ternyata tidak selamanya JIT
berdapampak positif. Penerapan JIT pada perusahaan manufaktur juga akan
menimbulkan dampak negatif apabila:a. Pengiriman bahan baku terlambat sehingga
terganggunya proses produksib. Kinerja manajer dianggap menurun apabila
pengambil keputusan tertinggi masih berorientasi pada Total Quantity Manufacturec. Sistem TI
sangat berpengaruh pada sistem keseluruhan produksi mengalami kerusakan atau di
hack
Setiap pengambilan keputusan atas perkembangan perusahaan
akan memiliki dua dampak yang berbeda dan akan menimbulkan opportunity cost.
Yang paling penting dalam penerapan JIT adalah penggunaan persediaan seefisien
mungkin dan menghindari pemborosan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar